SELAMAT DATANG SEMOGA DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN ANDA

Minggu, 28 Desember 2014

Perjalanan Hidupku

Aku lahir di sebuah kampung yang letaknya persis di tengah kabupaten, nama kampungku Lawe Desky kecamatan babul makmur. Aku dilahirkan di keluarga yang miskin, ayahku hanyalah seorang petani biasa dan ibu seorang petani. Saya anak ke 5 dari 6 bersaudara. 

Masa kecil aku anak yang sangat periang dan anak yang sangat gemuk, sehingga semua orang di kampungku yang tua, muda dan kecil memanggilku dengan sebutan gendut. 

Mengingat waktu masih kecil aku teringat akan perkataan ayahku, dimana beliau mengakan, kapan negeri kita ini maju kalau semua pejabatnya korup (alm) Ayahku memang bukan seorang pegagawai negeri sipil, bukan pula seorang pegawai swasta, tapi beliau menanamkan sifat-sifat yang nasionalis, kebaikan, dan ketidak adilan di negeri ini. Setiap pagi ayahku menyalakan TV yang waktu itu hanya siaran TVRI saja yang dapat saya selalu mendengar lagu indonesia raya di nyanyikan, dan selanjutnya siaran berita. apabila aku teringat masa itu aku sangat bersyukur, karena pelajaran-pelajaran atau pun siaran siaran yang saya dengar semuanya siaran yang sangat mendidik kalau kita bandingkan dengan sekarang sangat jauh berbeda.

 Bagian-bagian yang tak terlupakan dalam hidupku semasa kecil
  1. Waktu pagi tiba, aku bergegas mandi dan pakai seragam sekolah, setelah itu sarapan pagi yaitu  nasi, lalu menyalami kedua orang tuaku untuk pamit kesekolah. Tidak ada yang dinamakan jajan, saya yang waktu itu belum menyadari kenapa saya tidak di beri uang jajan, apabila teringat sekarang, saya sudah mengetahuinya karena orang tua saya amatlah miskin
  2.  Sepulang sekolah saya bergegas berjalan kaki dari sekolah ke rumah, dimana jaraknya antara 1-2 km. Sesampainya di rumah saya bergegas mengganti pakaian utuk pergi ke ladang.jarak rumah dengan ladang 1km lebih, saya pulang sekolah jam 1 jadi apabila saya sampai di ladang biasanya jam 2 siang, terik panas mataharilah yang aku rasakan saat berjalan dan suara perutku yang sudah lapar. Sesampainya di ladang saya akan langsung makan dan setelah itu saya akan tidur selama 30 menit dan setelah itu saya membantu orang tua saya menanam padi ataupun jagung, memanen kemiri.
  3. Pada saat musim panen atau musim tanam saya biasanya tidak masuk sekolah, karena saya membantu orang tua saya, saya masih ingat apabila beliau mengatakan hari ini anakku kamu tidak usah sekolah, bantu bapak manen/ nanam diladang, saya mengatakan saya harus sekolah nanti kena marah bapak/ibu guru, dengan tenang beliau mengatakan" apa salahnya kamu absen 1 kali untuk 1 tahun, itupun untuk membantu orang tua". kalimat itulah yang saya ingat sampai sekarang saya baru tau apabila musim panem maupun musim tanam maka semua warga desaku sibuk dengan ladangnya sendiri sehingga tidak ada orang yang bisa membantu, yang dulu di sebut gotong royong. Lalu dengan bergegas saya menulis surat izin  yang isinya minta ijin kepada guru untuk membantu orang tua.
  4. Apabila minggu pagi setelah ke gereja maka saya berkumpul dengan teman-teman saya untuk kegiatan hari minggu, biasanya kami memancing, ke kali dan jalan-jalan ke desa sebelah dengan sepeda.
  5. Apabila setiap senin ayahku memberikan uang Rp 5.000 untuk di tabung di bank BRI

 Setamat SD saya masih bersekolah di tempat yang sama, diwaktu kelas 2 smp saya mengenal seorang gadis yang bernama Mariana Sianturi yang kebetulan sekalas dengan saya. masih teringat waktu guru menanyakan siapa yang bisa jawab soal ini saya langsung tunjuk tangan padahal pada saat itu saya belum bisa menyelesaikan soal, tetapi karena ingin di perhatikan gadis tersebut saya jawab saya bisa jawab soalnya. Dengan jantung yang berdetak kencang saya mulai mempelajari soal dan menyelesaikannya. Karena begitu cintanya saya dengan si ana tersebut saya juga belajar bermain gitar karena saya ketahui bahwa ana suka orang pandai memainkan gitar. Hari berlalu bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, saya belum bisa mengungkapkan pesaan saya kepada gadis tersebut, karena saya sangat pemalu dengan seorang gadis.


Waktu tamat smp saya di hadapkan kepada masalah yang sangat sulit dimana saya akan melanjutkan pendidikan ke SMA. Waktu itu saya akan becita-cita sekolah ke JOGJA mengikuti jejak abangku, tetapi keadaan tidak memungkinkan, saya terbentur masalah dengan biasa sekolah, dimana pada waktu itu ibuku baru 2 tahun alm ayahku meninggal, ibuku yang waktu itu yang menjadi tulang punggung keluarga mengatakan, anakku kamu SMA nya di kampung dulu, nanti kalau abangmu sudah wisuda kamu boleh kesana. dimana waktu itu abang saya 2 orang bersekolah di jogja. Satu masih SMA dan satu lagi hampir selesai kuliah menyusun skripsi. Saya yang waktu itu bercita-cita hendak sekolah ke jogja menjadi putus harapan karena ibuku tidak mungkin bisa membiayai kami semua. Dengan hati yang kesal saya mengurung diri di kamar sambil memikirkan haruskah aku SMA di kampung ini? dan waktu itu saya berpikir, bagaimana kalau saya STM bukan SMA dimana saya dengan kalau STM tidak perlu kuliah supaya dapat kerja, dengan modal informasi tersebut saya berunding meminta kepada ibuku supaya saya sekolahnya dimedan, tapi STM saja biar tidak kuliah nantinya. saya tau dengan agak berat ibuku mengakan ia kita berangkat besok, dengan hati yang sangat senang saya akhirnya bisa sekolah di medan.

Bersambung